Madura Indonesia

MaduraID

Sosial, Budaya & Pendidikan

Mengenang RKH. Abdul Ghafur Syafiuddin, Lc

Mengenang RKH. Abdul Ghafur Syafiuddin, Lc

Dulu saat Al-Faqir nyantri di Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar,kegiatan Ramadhan dalam program khataman Tafsir Jalalain selalu dibagi dua,sesuai dengan jumlah juznya yang ada.Juz pertama yang ditulis oleh Imam Jalaluddin Muhammad bin Ahmad Al-Mahalli diampu oleh RKH.Muhammad Syamsul Arifin, waktunya setelah sholat Ashar dan setelah tarawih.Juz kedua yang ditulis oleh Imam Jalaluddin As-Suyuti diampu oleh RKH.Abdul Ghafur Syafiuddin, Lc waktunya dari pagi hingga pas waktu dhuhur dan keduanya intensif menyelesaikan ini hingga satu hari sebelum Haul Akbar RKH.Abdul Hamid bin Itsbat tanggal 18 Ramadhan.

Alhamdulillah Al-Faqir memiliki kesempatan untuk selalu mulazamah tiap Ramadhan dari tahun 1997,1-1-1998,12-1998,1999,26-11-2000 selama 5 kali berturut-turut.Tradisi ini sebenarnya sudah berlangsung lama dalam pembagian taklimnya sejak RKH.Abdul Ghafur Syafiuddin, Lc masih di Banyuanyar  satu atap dengan keluarga Banyuanyar saat belum hijrah ke Al-Mujtama` sekarang.

Menurut riwayat alumni 75-90 awal pembersihan lokasi Pondok Pesantren Al-Mujtama` dimulai tahun 1985 dan mulai dibangun Thelem serta Pondok Gedek berikut musholla kecil sekitar tahun 1986.Pada tahun berikutnya yaitu tahun 1987 setelah dirasa layak untuk ditempati, walaupun masih sederhana, boyongan dilakukan waktu malam setelah jam belajar  menurut cerita H.Raqib Waru Barat, yang kebetulan diajak  bersamanya di mobil Jeep putih,hal ini juga diakui oleh Pak Halili Yasin yang menjadi guru tugas pertama dari Banyuanyar untuk Pondok Pesantren Al-Mujtama`.            

Hari pertama Ramadhan sebelum pengajian dimulai,RKH.Abdul Ghafur Syafiuddin, Lc memberikan ulasan tentang metode tafsir " Metode tafsir Al-Qur`an itu ada 2 ; pertama disebut tafsir bi al-Riwayah melalui hadits dan atsar sahabat,kedua disebut tafsir bi ad-Dirayah melalui aqal dan ra`yi.Lalu bagaimana dengan tafsir Jalalain ini ? Tafsir ini hakikatnya adalah Tafsir Mufradat yang tidak mencakup keseluruhan tafsir yang ada, didalamnya cukup menguraikan tafsir makna dari kalimat per-kalimat, namun walaupun begitu, banyak sekali Ahli Tafsir dari berbagai aliran merujuk kepada tafsir Jalalain sebagai referensi seperti Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Qadir,Tafsir Ar-Razy ataupun Tafsir Kabir.Makanya Tafsir Jalalain ini begitu penting dalam memahami kalimat yang Gharib atau Mutasyabih serta kandungan majazinya yang ada , terlebih lagi didalamnya penuh barokah bagi yang mengajinya, oleh karenanya kitab ini selalu diajarkan di pesantren-pesantren "

" Adapun Tafsir yang lengkap dengan sanadnya dan termasuk Tafsir paling tua dari segala tafsir yang ada,adalah Tafsir Thabari, terlepas dari kisah-kisah Israiliyyat yang cukup banyak didalamnya " Sambung beliau untuk memberikan pencerahan kepada para santri yang ikut mengaji.Lalu khataman dimulai dengan tenang dan penuh semangat.

Kini Ajunan sudah selesai dalam masa pengabdian mendidik santri dan masyarakat,tetapi cahaya perjuangan yang ditinggalkan akan selalu menerangi setiap lini kehidupan.

Disana Ajunan sudah pasti bertemu dengan para kekasih Allah SWT, bertemu dengan putera Ajunan yang sudah mendahului,RKH.Achmad Zaki dan kakak loway yang tidak pernah disebut kakak namun mesti disapa `Kyaeh` sebagai bentuk penghormatan dan ta`dhim kepada beliau,RKH.Muhammad Syamsul Arifin Banyuanyar yang baru selesai 100 harinya serta RKH.Hasan Bakir yang selalu mewarnai dalam kehidupannya.Semoga Allah SWT melimpahkan Rahmat dan Maghfirah-Nya dan masuk surga. Lahum Al-Fatihah...!!!


Penulis : Haji Zamahsyari Mahendra Zandra

Editor : maduraindonesia.com


Tulisan Terbaru
Tulisan Populer
Tulisan Terbaca